🏈 Aliran Pokok Pendidikan Di Indonesia
Aliranrekonstruksionisme ini sangat berpengaruh terhadap pendidikan di Indonesia, sebab pendidikan di Indonesia perlu adanya rekonstruksi atau tatanan baru untuk dunia pendidikan. Agar lebih maju dan dapat mengikuti perkembangan zaman serta menyesuaikan dengan perkembangan IPTEK, sehingga pendidikan di Indonesia tidakDalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, "aliran" diartikan sebagai haluan; pendapat; paham. Aliran-aliran pendidikan dapat diartikan sebagai suatu pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan dalam bidang pendidikan. Semua orang mengakui bahwa pemikiran manusia selalu berkembang setiap saat, sehingga selalu muncul pemikiran-pemikiran yang baru. Pemikiran-pemikiran ini sering kali bertabrakan satu dengan yang lainnya. Namun ada juga pemikiran-pemikiran yang saling menguatkan. Sebagai seorang pendidik maupun calon pendidik, kita harus memahami aliran-aliran pendidikan berdasarkan pemikiran-pemikiran yang sudah ada dari dulu hingga saat ini. Pemikiran-pemikiran zaman dulu selalu mendapatkan tanggapan pro maupun kontra oleh pemikir selanjutnya. Oleh karena itu, kita sebagai pendidik maupun calon pendidik harus memahami betul berbagai jenis aturan-aturan dalam pendidikan. Ada banyak macam aliran pendidikan yang ada saat ini. Namun secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis aliran, yaitu aliran klasik dan aliran modern. Dari kedua jenis aliran tersebut sebenarnya saling berkaitan serta menghubungkan peta pendidikan dari masa lalu, sekarang, dan mungkin juga masa depan. A. Aliran Klasik Aliran klasik adalah pemikiran-pemikiran yang ada sejak dulu, dimulai dari zaman Yunani Kuno. Pemikiran tersebut kemudian berkembang dan menyebar ke berbagai negara Eropa dan Amerika. Sehingga sampai saat ini, kedua wilayah tersebut sering dijadikan acuan sebagai tolak ukur pendidikan. Setidaknya ada empat aliran klasik yang menjadi benang merah antara pemikiran-pemikiran zaman dulu dengan masa sekarang. Keempat aliran tersebut yaitu 1 Empirisme, 2 Nativisme, 3 Konvergensi, dan 4 Naturalisme. 1. Aliran Empirisme Secara bahasa empiris berarti pengalaman. Penganut aliran empirisme meyakini bahwa semua pengetahuan, keterampilan, dan sikap seseorang diperoleh dari pengalaman nyata melalui alat indra baik secara langsung dengan lingkungan maupun melalui proses pengolahan diri dari apa yang diperoleh secara langsung. Penganut aliran ini menganggap semua manusia terlahir suci dan memiliki potensi yang sama. Pengetahuan dan kemampuan dapat dibentuk dan ditentukan oleh pengalaman. Aliran empirime mewakili variasi pendapat yang optimis, yang menunjukan bahwa anak didik seolah tanah liat yang bisa dibentuk dengan mudah. 2. Aliran Nativisme Native secara bahasa berarti asli atau murni. Aliran ini berkeyakinan bahwa semua individu terlahir dengan membawa sifat dan karakter sendiri. Oleh karena itu, penganut aliran ini bertolak belakang dengan aliran empirisme. Aliran nativisme menganggap bahwa lingkungan sama sekali tidak mempengaruhi perkembangan anak. Anak sudah memiliki pembawaan sejak lahir, entah itu pembawaan baik maupun buruk. Aliran ini menekankan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh pembawaan, bukan oleh lingkungan. Aliran ini bisa dikatakan sebagai pendapat yang paling pesimis, karena meyakini bahwa lingkungan pendidikan tidak akan bisa merubah perkembangan seorang individu. 3. Aliran Konvergensi Konvergen itu artinya memusat atau mengumpul. Maksud dari aliran konvergensi adalah gabungan dari aliran empirisme dan nativisme. Menurut aliran konvergensi, baik pembawaan maupun lingkungan sama-sama mempengaruhi perkembangan anak. Oleh karena itu aliran ini bisa disebut sebagai jalan tengah dari pendapat paling pesimis dan paling optimis. 4. Aliran Naturalisme Natural berarti alami atau bersifat alamiah. Aliran ini hampir mirip dengan aliran nitivisme. Sering sekali orang tertukar anatara nativisme dan naturalisme. Namun sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya. Kedua aliran tersebut memang sepakat bahwa semua orang sejak lahir sudah membawa pembawaan masing-masing. Perbedaannya jika nativisme meyakini bahwa semua perkembangan anak hanya dipengaruhi pembawaan saja, sedangkan naturalisme berpendapat bahwa lingkungan juga berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hanya saja lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan alami, bukan lingkungan buatan seperti di sekolah atau lembaga pendidikan. Aliran naturalisme meyakini bahwa anak akan mengalami perkembangan yang positif jika dibiarkan berkembang di lingkungan alami. Sekolah dan lembaga pendidikan buatan, menurutnya, akan memberikan dampak negatif terhadap perkembangan anak. Itulah empat aliran klasik yang ada dalam aliran-aliran pendidikan. Meskipun pemikiran-pemikiran dari keempat aliran tersebut saling berbeda satu sama lain, dan bahkan saling bertabrakan, namun pemikiran-pemikiran tersebut setidaknya berpengaruh terhadap pendidikan di Indonesia. B. Aliran Modern Manusia senantiasa berusaha mendapatkan hasil yang maksimal dalam hidupnya. Begitu juga dalam bidang pendidikan. Para praktisi dan akademisi di dunia pendidikan selalu berusaha membuat gerakan-gerakan baru guna meningkatkan kualitas pendidikan. Dari sinilah muncul aliran-aliran modern yang dalam pemikirannya bertujuan untuk membentuk mutu pendidikan yang lebih baik. Di Indonesia sendiri, menurut Mudyaharjo 2001, setidaknya ada lima macam aliran modern dalam pendidikan. Kelima aliran tersebut adalah Progresivisme, Esensialisme, Rekonstruksionalisme, Perennialisme, dan Idealisme. 1. Aliran Progresivisme Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak child-centered, sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru teacher-centered atau bahan pelajaran subject-centered. Tujuan pendidikan dalam aliran ini adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja, bekerja secara sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan harusnya merupakan pengembangan sepenuhnya bakat dan minat setiap anak. Kurikulum pendidikan Progresivisme adalah kurikulum yang berisi pengalaman-pengalaman atau kegiatan-kegiatan belajar yang diminati oleh setiap peserta didik experience curriculum. Metode-metode yang digunakan dalam aliran progresivisme diataranya metode belajar aktif, metode memonitor kegiatan belajar, dan metode penelitian ilmiah. Pendidikan Progresivisme menganut prinsip pendidikan berpusat pada anak. Anak merupakan pusat adari keseluruhan kegiatan-kegiatan pendidikan. Pendidikan Progresivisme sangat memuliakan harkat dan martabat anak dalam pendidikan. Anak bukanlah orang dewasa dalam betuk kecil. Anak adalah anak, yang sangat berbeda dengan orang dewasa. Setiap anak mempunyai individualitas sendiri-sendiri, anak mempunyai alur pemikiran sendiri, anak mempunyai keinginan sendiri, mempunyai harapan-harapan dan kecemasan sendiri, yang berbeda dengan orang dewasa. Dengan demikian, anak harus diperlakukan berbeda dari orang dewasa. 2. Aliran Esensialisme Esensialisme modern dalam pendidikan adalah gerakan pendidikan yang memprotes gerakan progresivisme terhadap nilai-nilai yang tertanam dalam warisan budaya/sosial. Menurut esensialisme nilai-nilai yang tertanam dalam nilai budaya/sosial adalah nilai-nilai kemanusiaan yang terbentuk secara berangsur-angsur dengan melalui kerja keras dan susah payah selama beratus tahun dan di dalamnya berakar gagasan-gagasan dan cita-cita yang telah teruji dalam perjalanan waktu. Peranan guru kuat dalam mempengaruhi dan mengawasi kegiatan-kegiatan di kelas. Tujuan pendidikan dari aliran ini adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah melalui suatu inti pengetahuan yang telah terhimpun, yang telah bertahan sepanjang waktu dan dengan demikian adalah berharga untuk diketahui oleh semua orang. Pengetahuan ini diikuti oleh ketrampilan. Ketrampilan, sikap-sikap dan nilai yang tepat, membentuk unsur-unsur yang inti esensial dari sebuah pendidikan Pendidikan bertujuan untuk mencapai standar akademik yang tinggi, pengembangan intelek atau kecerdasan. Karakteristik metode-metode yang digunakan dalam aliran esensialisme diantaranya adalah pendidikan berpusat pada guru, peserta didik dipaksa untuk belajar, dan melatihkan mental. 3. Aliran Rekonstruksionalisme Rekonstruksionalisme memandang pendidikan sebagai rekonstruksi pengalaman-pengalaman yang berlangsung terus dalam hidup. Sekolah yang menjadi tempat utama berlangsungnya pendidikan haruslah merupakan gambaran kecil dari kehidupan sosial di masyarakat. Sekolah-sekolah rekonstruksionis berfungsi sebagai lembaga utama untuk melakukan perubahan sosial, ekonomi dan politik dalam masyarakat. Tujuan pendidikan rekonstruksionis adalah membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan mengajarkan kepada mereka keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Sekolah-sekolah rekonstruksionis berfungsi sebagai lembaga utama untuk melakukan perubahan sosial, ekonomi dan politik dalam masyarakat. Tujuan pendidikan rekonstruksionis adalah membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan mengajarkan kepada mereka keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. 4. Aliran Pernnialisme Perennialisme adalah gerakan pendidikan yang mempertahankan bahwa nilai-nilai universal itu ada, dan bahwa pendidikan hendaknya merupakan suatu pencarian dan penanaman kebenaran-kebenaran dan nilai-nilai tersebut. Guru mempunyai peranan dominan dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di kelas. Menurut perennialisme, ilmu pengetahuan merupakan filsafat yang tertinggi, karena dengan ilmu pengetahuanlah seseorang dapat berpikir secara induktif. Jadi dengan berpikir, maka kebenaran itu akan dapat dihasilkan. Penguasaan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip pertama adalah modal bagi seseorang untuk mengembangkan pikiran dan kecerdasan. Dengan pengetahuan, bahan penerangan yang cukup, orang akan mampu mengenal dan memahami faktor-faktor dan masalah yang perlu diselesaikan dan berusaha mengadakan penyelesaian masalahnya. Diharapkan anak didik mampu mengenal dan mengembangkan karya-karya yang menjadi landasan pengembangan disiplin mental. Karya-karya ini merupakan buah pikiran besar pada masa lampau. Berbagai buah pikiran mereka yang oleh zaman telah dicatat menonjol seperti bahasa, sastra, sejarah, filsafat, politik, ekonomi, matematika, ilmu pengetahuan alam, dan lain-lainnya, telah banyak memberikan sumbangan kepada perkembangan zaman dulu. 5. Aliran Idealisme Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli cita dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja yang telah menguasai ide, ia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat menggunakan sebagai alat untuk mengukur, mengklasifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami sehari-hari. Para murid yang menikmati pendidikan di masa aliran idealisme sedang gencar-gencarnya diajarkan, memperoleh pendidikan dengan mendapatkan pendekatan approach secara khusus. Sebab, pendekatan dipandang sebagai cara yang sangat penting. Para guru tidak boleh berhenti hanya di tengah pengkelasan murid, atau tidak mengawasi satu persatu muridnya atau tingkah lakunya. Seorang guru mesti masuk ke dalam pemikiran terdalam dari anak didik, sehingga kalau perlu ia berkumpul hidup bersama para anak didik. Guru jangan hanya membaca beberapa kali spontanitas anak yang muncul atau sekadar ledakan kecil yang tidak banyak bermakna. Pola pendidikan yang diajarkan filsafat idealisme berpusat dari idealisme. Pengajaran tidak sepenuhnya berpusat dari anak, atau materi pelajaran, juga bukan masyarakat, melainkan berpusat pada idealisme. Maka, tujuan pendidikan menurut paham idealisme terbagai atas tiga hal, tujuan untuk individual, tujuan untuk masyarakat, dan campuran antara keduanya. Agar anak didik bisa menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis dan penuh warna, hidup bahagia, mampu menahan berbagai tekanan hidup, dan pada akhirnya diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan sesama manusia. Karena dalam spirit persaudaraan terkandung suatu pendekatan seseorang kepada yang lain. Seseorang tidak sekadar menuntut hak pribadinya, namun hubungan manusia yang satu dengan yang lainnya terbingkai dalam hubungan kemanusiaan yang saling penuh pengertian dan rasa saling menyayangi. *IS Daftar Pustaka Tirtarahardja, Umar dan La Sula. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta Rineka Cipta. Redja Mudyaharjo. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta Raja Grafindo Persada. Joseph Mbulu, dkk. 2005. Pengantar Pendidikan. Malang Laboratorium Teknologi Pendidikan.
Gagasandan pelaksanaan pendidikan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan masyarakatnya. Sejak dulu dan hingga kini, maupun di masa depan pendidikan selalu mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik sosial, budaya maupun iptek. Pemikiran-pemikiran yang membawa pembaruan pendidikan itu disebut aliran-aliran pendidikan.
Setelah kita pelajari berbagai aliran pendidikan secara umum baik aliran klasik, aliran baru maupun aliram modern, yaitu merupakan pemikiran, pandangan, atau gagasan-gagasan tentang bagaimana seharusnya melakukan pendidikan yang terjadi sebelum abad -19 aliran baru, mereaksi gagasan-gagasan abad 19 aliran modern, perlu juga dipelajari beberapa aliran pendidikan yang terjadi di masa sendiri. Macam-macam aliran tersebut dapat diketahui dari pandangan-pandangan dan lembaga-lembaga pendidikan yang didirikan oleh berbagai ahli pendidikan di Indonesia. Macam dan jenis lembaga pendidikan tersebut adanya ragam latar belakang dan kepentingan pendiriannya. Ada yang karena kepentingan ras dan suku seperti sekolah serikat Ambon, karena kepentingan memperjuangkan kaumsesamanya seperti sekolah Dewi Sartika dan sekolah Kartini, karena kepentingan persatuan seperti sekolah Budi Utomo karena kepentingan agama seperti sekolah-sekolah yang diadakan oleh lemabaga-lembaga pendidikan yang dibawah naungan organisasi kemasyrakatan dan keagamaan NU, Muhammadyah, dsb dan masih banyak lagi latar belakang dan kepentingannya sehingga bermunculan berbagai lembaga pendidikan di Indonesia. Walaupun demikian kesemuanya jenis lembaga yang bermunculan tersebut bermaksud ingin mewujudkan yang berciri khas atau sesuai dengan karakteristik sesuai dengan budaya bangsa Indonesia sendiri. Dari berbagai aliran penddidikan di Indonesia ada dua aliran pokok yang perlu kita pelajari yaitu pendidikan Taman Siswa dan Pendidikan INS. Hal ini antara lain karena latar belakang dan kepentingan pendiriannya untuk semua bangsa secara umum tanpa melihat ras, suku, daerah, wilayah , keyakinan, dan keagamaan, atau golongan tertentu saja, sesuai dengan pandangan hidup bangsa Indonesia. Disamping itu waktu pendiriannya terutama karena mereaksi pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintak colonial Belanda yang sangat tidak menguntungkan kepentingan bangsa Indonesia , baik kesempatan yang diberikan, diskriminasi bangsa dan golongan, maupun kepentingan hasil pendidikan misalnya hanya untuk menyiapkan pegawai rendahan yang dibutuhkan oleh Belanda. Juga oleh karena gagasan atau pemikiran-pemikirannya dan realisasi pendidikannya telah diakui oleh tokoh-tokoh dari aliran pendidikan dunia. Dan yang tidak kalah pentingnya bahwa gagasan atau pemikiranya telah dilaksanakan dalam pendidikan nasional sekarang ini seperti system among, pelaksanaan sekolah kejuruan dan secara mendalam akan diuraikan pada bahasan berikut ini. Pendidikan Taman Siswa Riwayat Singkat Pendidikan Taman Siswa Pendiri pendidikan Taman S atau lebih dikenal dengan perguruan taman siswa ini adalah seorang bangsawan dari Yogyakarta bernama RM. Suwardi Suryaningrat. Dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889dari ayah bernama Suryaningrat .Setelah usia 39 tahun atau 40 tahun tahun jawa, tepatnya pada tanggal 23 pebruari 1928 berganti nama menjadi Kihajar Dewantara. Pendidikan yang telah ditempuh dimulai dari Sekolah Dasar Belanda Europesche Lagere School, kemudian melanjutkan pendidikan ke sekolah dokter di Stovia. Berhubung kekurangan biaya, sekolah ini ditinggalkan, kemudian bekerja dan memasuki dunia politik bersama sama lulusan Stovia yang lain seperti Mangun Kusuma dan Dr. Danurdirjo SetyabudiDr. Douwes Dekker. Perjuangan sebelum mendirikan Taman Siswa Sebelum memasuki lapangan pendidikan, bersama dengan dua teman lainnya Mangun Kusuma dan Dr. Danurdirjo Setyabudi, Kihajar Dewantara mendirikan organisasi politik yang bersifat revolusioner, sehingga terkenal dengan nama tiga serangkai pendiri Indische Partij IP. Dalam saat itu juga 1912 Kihajar Dewantara bersama dengan Dr. Cipto Mangunkusuma mendrikan Komite Bumiputera yang bertujuan memprotes adanya keharusan bagi rakyat Indonesia yang dijajah untuk merayakan kemerdekaan Nederland dari penindasan Napoleon yang dengan paksa mengumpulkan uang sampai kepelosok - brosur pertama yang berjudul “Seandainya aku orang Belanda”dari karyanya sendiri yang secara singkat isinya tidak selayaknya bangsa Indonesia yang ditindas ikut merayakan kemerdekaan dari bangsa Belanda yang menindasnya. Karena dianggap bahaya, Kihajar Dewantara diinternir ke Bangka, kemudian dieksternir ke negeri Belanda atas permintaannya massa ini dan ditempat inilah ia mendapatkan kesempatan untuk mempelajari masalah pendidikan dan pengajaran. Setelah 4 tahun, dengan tanpa diminta putusan eksternir itu dicabut sehingga ia dapat pulang kembali ke tanah airnya. Sekembali ketanah airnya ia meneruskan perjuangan politiknya, dimulai lagi dari menulis di surat kabar yang berjudul “ Kembali ke Pertempuran” . ia menjadi sekretaris politik , dan menjadi redaktur tiga majalah dari partai politik National Indesche Partij tersebut yaitu De Beweging, Persatuan India , dan Penggugah. Dengan aktifnya kedunia politik hidupnya hanya untuk masuk dan keluar penjara. Karena semakin kejam Pemerintah Belanda terhadap rakyat Indonesia, lebih-lebih terhadap pergerakan rakyat Indonesia dan agar perjuangan untuk kepentingan bangsa lebih bermanfaat maka Kihajar Dewantara meninggalkan medan politik yang nampak, memasuki medan pendidikan dan pengajaran 1921 dimulai dari mengajar pada Sekolah Adhidarma kepunyaan kakaknya Suryopranoto di Yogyakarta. Perjuangan setelah mendirikan Taman Siswa Setlah satu tahun mengajar di Adhidarma Kihajar Dewntara mendirikan sekolah yang sesuai dengan cita-citanya sendiri 3 Juli !922 dengan nama “Natinal Onderwisj Institut Taman Siswa ” yang kelak diubah menjadi Perguruan Kebangsaan Taman Siswa. Sekolah ini mula - mula hanya meliputi bagian Taman Anak dan Bagian Kursus Guru saja. Perjuangannya mengalami banyak rintangan , tetapi semuanya dapat diatasi berkat keberanian dan keuletan dari sifat yang dimilikinya, yang dapat dilihat dari beberapa peristiwa berikut ini. Dalam tahun 1924 ia dikenakan pajak rumah tangga, tetapi ia tidak suka membayarnya , karena keluarganya hanya menempati dua kamar yang dikelilingi kelas kelas di tengah perguruannya. Menurut taksirannya seharusnya tidak kena pajak, dan barang-barang milik perguruan juga seharusnya bebas dari pajak tersebut. Akhirnya barang-barang kepunyaan Taman Siswa dilelang di depan umum. Tetapi kemudian pajak itu dikembalikan setelah Kihajar Dewantara mengajukan protes. Dan atas kedermawanan pembeli, barang - barang milik Taman Siswa yang terlelang tersebut diserahkan kembali kepada Taman Siswa. Rintangan berikutnya adanya ordonansi Sekolah partikelir yang dikeluarkan pada tanggal 17 September 1932, dimana isinya Sekolah Partikelir harus minta izin dahulu; guru-guru sebelum memberi pelajaran harus memiliki izin mengjar ;dan isi pelajaran tidak boleh melanggar peraturan negeri dan harus sesuai dengan sekolah negeri. Kihajar Dewantara menentangnya, karena ordonansi itu diangap melampaui batas. Segera ia mengirim kawat protes kepada Gubernur Jendral. Sikap tersebut mendapat sambutan dari partai-partai serta banyak harian dan diperjuangkan pula di Volkraad. Akhirnya ordonansi itu dibatalkan 1933. Tipu muslihat lain dengan dikeluarkan “Larangan Mengajar”. Selama 2 tahun 1934-1936 Guru Taman Siswa yang terkena korban lebih dari 60 orang bahkan ada cabang Taman Siswa yang ditutup selama satu tahun. Mulai bulan Pebruari taun1935 Taman siswa terkena lagi peraturan tentang tunjangan anak yang mulai tahun ini hanya diberikan kepada pegawai negeri yang anaknya bersekolah pada sekolah negeri,sekolah partikelir mendapatkan subsidi,sekolah-sekolah lain yang dapat hak memakai salah satu nama sekolah negeri, misalnya HIS, Voolks Schooldan sebagainya. Oleh perjuangan Kihajar Dewantara akhirnya mulai tahun 1938 tunjangan anak bagi semua pegawai sama tanpa melihat sekolah yang dimasuki. Perjuangan lainnya adalah menentang Pajak Upah yang diberlakukan tahun 1935. Kihajar Dewantara menentangnya karena dalam Taman Siswa tidak ada majikan dan buruh ,tetapi atas dasar kekeluargaan. Tuntutannya berhasil tahun 1940 sehingga guru-guru Taman Siswa dibebaskan dari PajakUpah tersebut. Pada jaman Jepang juga dikeluarkan peraturan tentang sekolah partikelir, yang diperbolehkan hanya sekolah kejuruan saja kecuali sekolah guru, misalnya urusan rumah tangga, pertanian, perindustrian, dan lain-lainya. Karena itu Taman Dewasa diubah menjadi Taman Tani, Taman Madya dan Taman Guru dibubarkan. Pada tahun ini ia pindah ke Jakarta karena diangkat sebagai salah seorang pemimpin Putera Pusat Tenaga Rakyat. Pada zaman kemerdekaan ia pernah berturut – turut Mentri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama, Anggota dan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Agung, Anggota Parlemen, serta mendapat gelar Doktor Honoris Causa dalam Ilmu Kebudayaan dari Universitas Gajah Mada pada tanggal 19 Desember 1956. Dan pada tanggal 26 april 1959 Kihajar Dewantara meninggal dalam usia 70 tahun. AliranPendidikan Di Indonesia. Saat manusia sadar, bahwa pendidikan. Tirtarahardja, umar dan la sula. Aliran Pendidikan Di Indonesia. Saat manusia sadar, bahwa pendidikan. Dua “aliran” pokok pendidikan di indonesia itu dimaksudkan adalah perguruan kebangsaan taman siswa dan ruang pendidikan ins kayu tanam. Aliran pokok pendidikan di Indonesia itu yang dimaksudkan adalah perguruan kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Perlu dikemukakan bahwa prakarsa dan upaya di bidang pendidikan tidak terbatas hanya oleh Taman Siswa dan INS itu saja. Salah satu yang kini mempunyai sekolah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air, sebagai contoh adalah Muhammadiyah dan Ma’arif. Sedangkan yang bercorak kebangsaan adalah perguruan kebangsaan Taman Siswa, ruan pendidik INS Kayu Tanam, Kesatrian Institut, Perguruan Rakyat, dan sebagainya. Setelah kemerdekaan, telah di upayakan mengembangkan suatu sistem pendidikan nasional sesuai ketetapan ayat 2 pasal 31 dari UUD 1945. Oleh karena itu, kajian terhadap aliran-aliran pokok pendidikan tersebut Taman Siswa,INS Kayu Tanam, Muhammadiyah, dan Ma’arif seyogyanya dalam latar sisdiknas Aliran pokok pendidikan di Indonesia itu yang dimaksudkan adalah perguruan kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Perlu dikemukakan bahwa prakarsa dan upaya di bidang pendidikan tidak terbatas hanya oleh Taman Siswa dan INS itu saja. Salah satu yang kini mempunyai sekolah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air, sebagai contoh adalah Muhammadiyah dan Ma’arif. Sedangkan yang bercorak kebangsaan adalah perguruan kebangsaan Taman Siswa, ruan pendidik INS Kayu Tanam, Kesatrian Institut, Perguruan Rakyat, dan sebagainya. Setelah kemerdekaan, telah di upayakan mengembangkan suatu sistem pendidikan nasional sesuai ketetapan ayat 2 pasal 31 dari UUD 1945. Oleh karena itu, kajian terhadap aliran-aliran pokok pendidikan tersebut Taman Siswa,INS Kayu Tanam, Muhammadiyah, dan Ma’arif seyogyanya dalam latar sisdiknas tersebut. PERGURUAN KEBANGSAAN TAMAN SISWA Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara, Lahir 2 Mei 1889 dengan nama Suwardi Suryaningrat pada tanggal 3 Juli 1932 di Yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan, selanjutnya mulai didirikan taman Indira Taman kanak-kanak dan Kursus Guru, selanjutnya Taman muda SD , disusul Taman Dewasa merangkap Taman Guru Mulo-Kweekschool . Sekarang ini telah dikembangkan sehingga meliputi pula taman Madya, Prasarjana, dan Sarjana sarjana Wiyata. Dengan demikian Taman Siswa telah meliputi semua jenjang persekolahan. a. Asas dan Tujuan Taman Siswa Perguruan Kebangsaan taman Siswa mempunyai tujuh asas perjuangan untuk menghadapi pemerintah colonial Belanda serta sekaligus untuk mempertahankan kelangsungan hidup bersifat nasional, dan demokrasi. Ketujuh asas tersebut dikenal dengan “asas 1922” , sebagai berikut 1 Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri Zelf Besschikkingsrecht dengan mengingat terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum. 2 Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekakan diri. 3 Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri. 4 Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat. 5 Hidup dengan kekuatan sendiri 6 Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan Zelfbegrotings-system . 7 Berhamba pada anak didik Dalam perkembangan selanjutnya Taman siswa melengkapi “ Asas 1922” tersebut dengan “ Dasar-dasar 1947 “ yang disebut pula “ Panca Dharma “ yaitu 1. Asas Kemerdekaan 2. Asas Kodrat Alam 3. Asas Kebudayaan 4. Asas Kebangsaan 5. Asas Kemanusiaan Tujuan Perguruan Kebangsaan Taman Siswa adalah Ø Sebagai Badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan damai. Ø Membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir batin, luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya. b. Upaya-upaya pendidikan yang dilakukan Taman siswa Di lingkungan perguruan, untuk mencapai tujuannya Taman Siswa berusaha dengan jalan sebagai berkut Ø Menyelenggarakan tugas pendidikan dalam bentuk perguruan dari tingkat dasar sampai tingkat tinggi. Ø Mengikuti dan mempelajari perkembangan dunia di luar Taman Siswa. Ø Menumbuhkan lingkungan hidup keluraga Taman Siswa, sehingga dapat tampak wujud masyarakat Taman Siswa yang dicita-citakan. Ø Meluaskan kehidupan ke Taman Siswa-an di luar lingkungan masyarakat perguruan. Ø Menjalankan kerja pendidikan untuk masyarakat umum dengan dasar-dasar dan hidup Taman Siswa Ø Menyelenggarakan usaha-usaha kemasyarakatan dalam masyarakat dalam bentuk-bentuk badan social, Usaha-usaha pembentukan kesatuan hidup kekeluargaan sebagai pola masyarakat baru Indonesia, usaha pendidikan kader pembangunan. Ø Mengusahakan terbentuknya pusat – pusat kegiatan kemasyarakatan dalam berbagai bidang kehidupan dan penghidupan masyarakat. c. Hasil-hasil yang dicapai Berbagai hal seperti pemikiran tentang pendidikan nasional, lembaga – lembaga pendidikan dari Taman Indria sampai dengan Sarjana Wiyata, dan sejumlah besar alumni perguruan. Ketiga pencapaian itu merupakan pencapaian sebagai suatu yayasan pendidikan. INS KAYU TANAM Ruang pendidik INS Indonesia Nederlandsche School didirikan oleh Mohammad Sjafei lahir di Matan, Kalbar tahun 1895 pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam Sumatera barat . a. Asas dan tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam Pada awal didirikan, Ruang Pendidik INS Kayu Tanam mempunyai asas-asas sebagai berikut 1 Berpikir logis dan rasional 2 Keaktifan atau kegiatan 3 Pendidikan masyarakat 4 Memperhatikan pembawaan anak 5 Menentang intelektualisme Setelah kemerdekaan Indonesia, Moh. Sjafei mengembangkan asas-asas pendidikan INS menjadi dasar-dasar pendidikan Republik Indonesia, menjadi sebagai berikut Ke-Tuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan, Kerakyatan, Kebangsaan, Kebangsaan, Gabungan antara pendidikan ilmu umum dan kejuruan, Percaya pada diri sendiri juga pada Tuhan, Berakhlak bersusila setinggi mungkin, Bertanggung jawab akan keselamatan nusa dan bangsa, Berjiwa aktif positif, Mempunyai daya cipta, Cerdas, logis dan rasional, Berperasaan tajam, halus dan estetis,Gigih atau ulet yang sehat,Correct atau tepat,Emosional atau terharu,Jasmani sehat dan kuat,Cakap berbahasa,Sanggup hidup sederhana, Sanggup mengerjakan sesuatu pekerjaan, Sebanyak mungkin memakai kebuyaan nasional, Waktu mengajar para guru menjadi objek dan murid sebagai subjek, Para guru mencontohkan pelajaran-pelajarannya, Diusahakan agar pelajar mempunyai darah ksatria, Mempunyai jiwa konsentrasi, Pemeliharaanperawatan sesuatu usaha, Menepati janji, Sebelum pekerjaan dimulai dibiasakan menimbangnya dulu sebaik- baiknya, Kewajiban harus dipenuhi, Hemat. Tujuan Ruang Pendidik INS kayu Tanam adalah 1. Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan 2. Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat 3. Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat 4. Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab 5. Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan a. Usaha – usaha Ruang Pendidik INS Kayu Tanam – Memantapkan dan menyebarluaskan gagasan – gagasannya tentang pendidikan nasional – Menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan dan program khusus untuk menjadi guru – Penerbitan Majalah anak –anak Sendi, buku bacaan dalam rangka pemberantasan buta huruf dan angka, mencetak buku – buku pelajaran. b. Hasil yang dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam Mengupayakan gagasan – gagasan tentang pendidikan nasional terutama pendidikan keterampilan / kerajinan, beberapa ruang pendidikan jenjang persekolahan , dan sejumlah alumni. MUHAMMADIYAH Muhammadiyah didirikan oleh seorang yang bernama KH. Ahmad Dahlan Pada tanggal 8 Zulhijjah 1330 H/ 18 Nopember 1912 M di Yogyakarta ia mendirikan organisasi Muhammadiyah sebagai organisasi yang menghembuskan jiwa pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia bergerak di berbagai bidang kehidupan umat. Nama Muhammadiyah berasal dari kata Muhammad yaitu nama Rasulullah Saw, dan diberi tambahan ya nisbah dan ta marbuthah yang berarti pengikut Nabi Muhammad Saw. Dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah hasil Muktamar ke-41 di Surakarta. Bab 1 pasal 1 disebutkan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar makruf nahi munkar yang berakidah Islam dan bersumber pada ajaran Al-Quran dan Sunnah. a Tujuan didirikanya muhammadiyah. Rumusan “Maksud dan Tujuan Muhammadiyah” mengalami perubahan dari keadaan kepada keadaan lainnya sesuai dengan perkembangan masa. Pada awal berdiri nya, rumusan itu berbunyi a menyebarkan pengajaran Kanjeng Nabi Muhammad saw kepada penduduk bumiputera di dalam Karesidenan Yogyakarta; dan b memajukan agama Islam kepada anggota-anggotanya. Setelah Muhammadiyah meluas keluar daerah Yogyakarta, dan setelah berdirinya beberapa cabang di wilayah Indonesia, rumusan Maksud dan Tujuan Muhammadiyah disempurnakan menjadi a memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran agama Islam di Hindia Belanda; dan b memajukan dan menggembirakan hidup sepanjang kemauan agama Islam kepada sekutu-sekutunya. Setelah keluarnya Undang-undang No. 8 tahun 1985 yang mewajibkan organisasi kemasyarakatan mencantumkan satu azas Pancasila, maka terjadilah perubahan azas Muhammadiyah dari Islam menjadi Pancasila. Akibatnya rumusan Maksud dan Tujuan Muhammadiyah juga berubah. Perubahan itu dihasilkan melalui Muktamar Muhammadiyah ke 41 di Surakarta, menjadi “Mengakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridlai Allah Subhanahu wa Ta’ala. LEMBAGA PENDIDIKAN MA’ARIF Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama PP LP Ma’arif NU merupakan salah satu aparat departementasi di lingkungan organisasi Nahdlatul Ulama NU. Didirikannya lembaga ini di NU bertujuan untuk mewujudkan cita-cita pendidikan NU. Bagi NU, pendidikan menjadi pilar utama yang harus ditegakkan demi mewujudkan masyarakat yang mandiri. Gagasan dan gerakan pendidikan ini telah dimulai sejak perintisan pendirian NU di Indonesia. Dimulai dari gerakan ekonomi kerakyatan melalui Nadlatut Tujjar 1918, disusul dengan Tashwirul Afkar 1922 sebagai gerakan keilmuan dan kebudayaan, hingga Nahdlatul Wathan 1924 yang merupakan gerakan politik di bidang pendidikan, maka ditemukanlah tiga pilar penting bagi Nadhlatul Ulama yang berdiri pada tanggal 31 Januari 1926 M/16 Rajab 1334 H, yaitu 1 wawasan ekonomi kerakyatan 2 wawasan keilmuan, sosial, budaya; dan 3 wawasan kebangsaan. Untuk merealisasikan pilar-pilar tersebut ke dalam kehidupan bangsa Indonesia, NU secara aktif melibatkan diri dalam gerakan-gerakan sosial-keagamaan untuk memberdayakan umat. Di sini dirasakan pentingnya membuat lini organisasi yang efektif dan mampu merepresentasikan cita-cita NU; dan lahirlah lembaga-lembaga dan lajnah—seperti Lembaga Dakwah, Lembaga Pendidikan Ma’arif, Lembaga Sosial Mabarrot, Lembaga Pengembangan Pertanian, dan lain sebagainya—yang berfungsi menjalankan program-program NU di semua lini dan sendi kehidupan masyarakat. Gerakan pemberdayaan umat di bidang pendidikan yang sejak semula menjadi perhatian para ulama pendiri the founding fathers NU kemudian dijalankan melalui lembaga yang bernama Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama LP Ma’arif NU. Lembaga ini bersama-sama dengan jam’iyah NU secara keseluruhan melakukan strategi-strategi yang dianggap mampu meng- cover program-program pendidikan yang dicita-citakan NU. Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama LP Ma’arif NU merupakan aparat departentasi Nahdlatul Ulama NU yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan-kebijakan pendidikan Nahdlatul Ulama, yang ada di tingkat Pengurus Besar, Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang, dan Pengurus Majelis Wakil Cabang. Kedudukan dan fungsi LP Ma’arif NU diatur dalam BAB VI tentang Struktur dan Perangkat Organisasi pasal 1 dan 2; serta ART BAB V tentang Perangkat Organisasi. LP Ma’arif NU dalam perjalannya secara aktif melibatkan diri dalam proses-proses pengembangan pendidikan di Indonesia. Secara institusional, LP Ma’arif NU juga mendirikan satuan-satuan pendidikan mulai dari tingkat dasar, menangah hingga perguruan tinggi; sekolah yang bernaung di bawah Departemen Nasional RI dulu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI maupun madrasah; maupun Departemen Agama RI yang menjalankan Hingga saat ini tercatat tidak kurang dari 6000 lembaga pendidikan yang tersebar di seluruh pelosok tanah air bernaung di bawahnya, mulai dari TK, SD, SLTP, SMU/SMK, MI, MTs, MA, dan beberapa perguruan tinggi. II. VISI DAN MISI Visi Dengan mengambangkan sistem pendidikan dan terus berupaya mewujudkan pendidikan yang mandiri dan membudayakan civilitize , LP Ma’arif NU akan menjadi pusat pengembangan pendidikan bagi masyarakat, baik melalui sekolah, madrasah, perguruan tinggi, maupun pendidikan masyarakat. Merepresentasikan perjuangan pendidikan NU yang meliputi seluruh aspeknya, kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Menciptakan komunitas intitusional yang mampu menjadi agent of educational reformation dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan pembangunan masyarakat beradab. Misi Menciptakan tradisi pendidikan melalui pemberdayaan manajemen pendidikan yang demokratis, efektif dan efisien, baik melalui pendidikan formal maupun non-formal. Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pendidikan, terutama pada masyarakat akar rumput grass root , sehingga terjalin sinegri antar kelompok masyarakat dalam memajukan tingkat pendidikan. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh kualitas tenaga kependidikan, baik kepala sekolah, guru dan tenaga administrasi melalui penyetaraan dan pelatihan serta penempatan yang proporsional, dengan dukungan moral dan material. Mengembangkan system informasi lembaga pendidikan sebagai wahana penyelenggaraan komunikasi, informasi dan edukasi serta penyebarluasan gagasan, pengalaman dan hasil-hasil kajian maupun penelitian di bidang ilmu, sains dan teknologi lewat berbagai media. Memperkuat jaringan kerja sama dengan instansi pemerintah, lembaga/institusi masyarakat dan swasta untuk pemberdayaan lembaga pendidikan guna meningkatkan kualitas pendidikan maupuh subyek-subyek yang terlibat, langsung maupun tidak langsung, dalam proses-proses pendidikan. Kesimpulan Pemikiran tentang pendidikan sejak dulu, kini , dan masa yang akan datang terus berkembang. Aliran tersebut mempengaruhi pendidikan da seluruh dunia, termasuk pendidikan di Indinesia. Dari sisi lain, di Indonesia juga muncul gagasan-gagasan tentang pendidikan, yang dapat dikategorikan sebagai aliran pendidikan, yakni Taman Siswa, INS Kayu Tanam dan 2 aliran pendidikan yang mengangkat agama islam di dalamnya yakni Muhammadiyah dan Ma’arif. Setiap tenaga kependidikan diharapkan memiliki bekal yang memadai dalam meninjau masalah yang dihadapi, serta pertimbangan yang tepat dalam menetapkan kebijakan dan atau tindakan sehari-hari. Dari aliran-aliran pendidikan di atas kita tidak bisa mengatakan bahwa salah satu adalah yang paling baik, sebab penggunaanya disesuaikan denan tingkat kebutuhan, dan kondisinya pada saat itu, karena setiap aliran memiliki dasar-dasar pemikiran sendiri. _____________________ Disusun Oleh ARIF SETIAWAN WAHYUDIONO RISKI CITANIA SARI FAJAR DINO PRAWIKA Pokokpikiran yang dikemukakan oleh aliran ini. menyatakan bahwa pengalaman adalah sumber pengetahuan, sedangkan pembawaan yang. SGI diperankan oleh pemuda-pemuda Indonesia yang bersedia berkontribusi untuk peningkatan kualitas pendidikan Indonesia di seluruh penjuru daerah. Masa pengabdian SGI pun sama dengan halnya Gagasan dan pelaksanaan pendidikan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan masyarakatnya. Sejak dulu, kini, maupun di masa depan pendidikan itu selalu mengalami perkembangan sosial-budaya dan perkembangan iptek. Pemikiran- pemikiran yang membawa pembaruan pendidikan itu disebut Aliran-Aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya. Di dalam kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani kuno sampai kini. Oleh karena itu bahasan tersebut hanya dibatasi pada beberapa rumpun aliran klasik, pengaruhnya sampai saat ini dan dua tonggak penting pendidikan di saja sih aliran-aliran pendidikan?Aliran-aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan dalam dunia pendidikan. Pemikiran tersebut berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan, yakni pemikiran-pemikirn terdahulu selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh pemikir berikutnya, sehingga timbul pemikiran yang baru, dan demikian seterusnya. Agar diskusi berkepanjangan itu dapat dipahami, perlu aspek dari aliran-alira itu yang harus dipahami. Oleh karena itu setiap calon tenaga kependidikan harus memahami berbagai jenis aturan-aturan pendidikan. Dalam dunia pendidikan setidaknya terdapat 3 macam aliran pendidikan, yaitu aliaran klasik, aliran modern dan aliran pendidikan pokok di Indonesia.. Mengenal aliran pendidikan 1. Aliran EmpirismeTokoh aliran Empirisme adalah John Lock, filosof Inggris yang hidup pada tahun 1632-1704. Teorinya dikenal dengan Tabulae rasae meja lilin, yang menyebutkan bahwa anak yang lahir ke dunia seperti kertas putih yang bersih. Kertas putih akan mempunyai corak dan tulisan yang digores oleh lingkungan. Faktor bawaan dari orangtua faktor keturunan tidak dipentingkan. Pengalaman diperoleh anak melalui hubungan dengan lingkungan sosial, alam, dan budaya. Pengaruh empiris yang diperoleh dari lingkungan berpengaruh besar terhadap perkembangan anak. Menurut aliran ini, pendidik sebagai faktor luar memegang peranan sangat penting, sebab pendidik menyediakan lingkungan pendidikan bagi anak, dan anak akan menerima pendidikan se¬bagai pengalaman. Pengalaman tersebut akan membentuk tingkah laku, sikap, serta watak anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang Suatu keluarga yang kaya raya ingin memaksa anaknya menjadi pelukis. Segala alat diberikan dan pendidik ahli didatangkan. Akan tetapi gagal, karena bakat melukis pada anak itu tidak ada. Akibatnya dalam diri anak terjadi konflik, pendidikan mengalami kesukaran dan hasilnya tidak lain, ketika dua anak kembar sejak lahir dipisahkan dan dibesarkan di lingkungan yang berbeda. Satu dari mereka dididik di desa oleh keluarga petani golongan miskin, yang satu dididik di lingkungan keluarga kaya yang hidup di kota dan disekolahkan di sekolah modern. Ternyata pertumbuhannya tidak aliran ini adalah hanya mementingkan pengalaman. Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dikesampingkan. Padahal, ada anak yang berbakat dan berhasil meskipun lingkungan tidak Aliran NativismeTokoh aliran Nativisme adalah Schopenhauer. la adalah filosof Jerman yang hidup pada tahun 1788-1880. Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh faktor bawaan sejak la¬hir. Faktor lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, hasil pendidikan ditentukan oleh bakat yang di¬bawa sejak lahir. Dengan demikian, menurut aliran ini, keberhasilan belajar ditentukan oleh individu itu sendiri. Nativisme berpendapat, jika anak memiliki bakat jahat dari lahir, ia akan menjadi jahat, dan sebaliknya jika anak memiliki bakat baik, ia akan menjadi baik. Pendidikan anak yang tidak sesuai dengan bakat yang dibawa tidak akan berguna bagi perkembangan anak itu itu tidak menyimpang dari kenyataan. Misalnya, anak mirip orangtuanya secara fisik dan akan mewarisi sifat dan bakat orangtua. Prinsipnya, pandangan Nativisme adalah pengakuan tentang adanya daya asli yang telah terbentuk sejak manusia lahir ke dunia, yaitu daya-daya psikologis dan fisiologis yang bersifat herediter, serta kemampuan dasar lainnya yang kapasitasnya berbeda dalam diri tiap manusia. Ada yang tumbuh dan berkembang sampai pada titik maksimal kemampuannya, dan ada pula yang hanya sampai pada titik tertentu. Misalnya, seorang anak yang berasal dari orangtua yang ahli seni musik, akan berkembang menjadi seniman musik yang mungkin melebihi ke-mampuan orangtuanya, mungkin juga hanya sampai pada setengah kemampuan simak cerita tentang anak manusia yang hidup di bawah asuhan serigala. la bernama Robinson Crussoe. Crussoe sejak bayi hidup di tengah hutan rimba belantara yang ganas. la tetap hidup dan ber¬kembang atas bantuan air susu serigala sebagai induknya. Serigala itu memberi Crussoe makanan se-suai selera serigala sampai dewasa. Akhirnya, Crussoe mempunyai gaya hidup, bicara, ungkapan bahasa, dan watak seperti serigala, padahal dia adalah anak manusia. Kenyataan ini pun membantah teori Nativisme, sebab gambaran dalam cerita Robinson Crussoe itu telah membuktikan bahwa lingkungan dan didikan membawa pengaruh besar terhadap perkembangan aliran ini adalah Rousseau. la adalah filosof Prancis yang hidup tahun 1712-1778. Natu¬ralisme mempunyai pandangan bahwa setiap anak yang lahir di dunia mempunyai pembawaan baik, namun pembawaan tersebut akan menjadi rusak karena pengaruh lingkungan, sehingga aliran Natural¬isme sering disebut memiliki tiga prinsip tentang proses pembelajaran M. Arifin dan Aminuddin R., 1992 9, yaitua. Anak didik belajar melalui pengalamannya sendiri. Kemudian terjadi interaksi antara pengalaman dengan kemampuan pertumbuhan dan perkembangan di dalam dirinya secara Pendidik hanya menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Pendidik berperan se¬bagai fasilitator atau narasumber yang menyediakan lingkungan yang mampu mendorong keberanian anak didik ke arah pandangan yang positif dan tanggap terhadap kebutuhan untuk memperoleh bimbingan dan sugesti dari pendidik. Tanggung jawab belajar terletak pada diri anak didik Program pendidikan di sekolah harus disesuaikan dengan minat dan bakat dengan menyedia¬kan lingkungan belajar yang berorientasi kepada pola belajar anak didik. Anak didik secara bebas diberi kesempatan untuk menciptakan lingkungan belajarnya sendiri sesuai dengan minat dan demikian, aliran Naturalisme menitikberatkan pada strategi pembelajaran yang bersifat paedosentris; artinya, faktor kemampuan individu anak didik menjadi pusat kegiatan proses aliran Konvergensi adalah William Stem. la seorang tokoh pendidikan Jerman yang hidup tahun 1871-1939. Aliran Konvergensi merupakan kompromi atau kombinasi dari aliran Nativisme dan Empirisme. Aliran ini berpendapat bahwa anak lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya akan dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi, faktor pembawaan dan lingkungan sama-sama berperan yang mempunyai pembawaan baik dan didukung oleh lingkungan pendidikan yang baik akan menjadi semakin baik. Sedangkan bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa dukungan lingkungan yang sesuai bagi perkembangan bakat itu sendiri. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak secara optimal jika tidak didukung oleh bakat baik yang dibawa demikian, aliran Konvergensi menganggap bahwa pendidikan sangat bergantung pada faktor pembawaan atau bakat dan lingkungan. Hanya saja, William Stem tidak menerangkan seberapa besar perbandingan pengaruh kedua faktor tersebut. Sampai sekarang pengaruh dari kedua faktor tersebut belum bisa aliran Progresivisme adalah John Dewey. Aliran ini berpendapat bahwa manusia mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi serta mengatasi masalah yang bersifat menekan, ataupun masalah-masalah yang bersifat mengancam ini memandang bahwa peserta didik mempunyai akal dan kecerdasan. Hal itu ditunjukkan dengan fakta bahwa manusia mempunyai kelebihan jika dibanding makhluk lain. Manusia memiliki sifat dinamis dan kreatif yang didukung oleh ke-cerdasannya sebagai bekal menghadapi dan memecahkan masalah. Peningkatan kecerdasan menjadi tugas utama pendidik, yang secara teori mengerti karakter peserta didik tidak hanya dipandang sebagai kesatuan jasmani dan rohani, namun juga termanifestasikan di dalam tingkah laku dan perbuatan yang berada dalam pengalamannya. Jasmani dan rohani, terutama kecerdasan, perlu dioptimalkan. Artinya, peserta didik diberi kesempatan untuk bebas dan sebanyak mungkin mengambil bagian dalam kejadian-kejadian yang berlangsung di sekitarnya, sehingga suasana belajar timbul di dalam maupun di luar Esensialisme bersumber dari filsafat idealisme dan realisme. Sumbangan yang diberikan keduanya bersifat eklektik. Artinya, dua aliran tersebut bertemu sebagai pendukung Esensialisme yang berpendapat bahwa pendidikan harus bersendikan nilai-nilai yang dapat mendatangkan kestabilan. Artinya, nilai-nilai itu menjadi sebuah tatanan yang menjadi pedoman hidup, sehingga dapat mencapai kebahagiaan. Nilai-nilai yang dapat memenuhi adalah yang berasal dari kebudayaan dan filsafat yang korelatif selama empat abad yang lalu, yaitu zaman pandangan tentang pendidikan dari tokoh pendidikan Renaisans yang pertama adalah Johan Amos Cornenius 1592-1670, yaitu agar segala sesuatu diajarkan melalui indra, karena indra adalah pintu gerbangnya jiwa. Tokoh kedua adalah Johan Frieddrich Herbart 1776-1841 yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah menyesuaikan jiwa seseorang dengan kebajikan Tuhan. Artinya, perlu ada penyesuaian dengan hukum kesusilaan. Proses untuk mencapai tujuan pendidikan itu oleh Herbart disebut sebagai ketiga adalah William T. Harris 1835-1909 yang berpendapat bahwa tugas pendidikan adalah menjadikan terbukanya realitas berdasarkan susunan yang tidak terelakkan dan bersendikan ke-satuan spiritual. Sekolah adalah lembaga yang memelihara nilai-nilai yang telah turun-temurun, dan menjadi penuntun penyesuaian orang pada pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa aliran Esensialisme menghendaki agar landasan pendidikan adalah nilai-nilai esensial, yaitu yang telah teruji oleh waktu, bersifat menuntun, dan telah turun-temurun dari zaman ke zaman sejak zaman Re¬ aliran Perenialisme adalah Plato, Aris-toteles, dan Thomas Aquino. Perenialisme memandang bahwa kepercayaan aksiomatis zaman kuno dan abad pertengahan perlu dijadikan dasar pendidikan sekarang. Pandangan aliran ini tentang pendidikan adalah belajar untuk berpikir. Oleh sebab itu, peserta didik harus dibiasakan untuk berlatih berpikir sejak awalnya, peserta didik diberi kecakapan-kecakapan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung. Selanjutnya perlu dilatih pula kemampuan yang lebih tinggi seperti berlogika, retorika, dan bahasagerakan-gerakan pendidikan di indonesia Gerakan-gerakan baru dalam Pendidikan dibagi menadi 4 yaitu a. Pembelajaran alam seitar Dasar pemikiran yang terkandung di dalam pengajaran alam sekitar adalah peserta didik akan mendapat kecakapan dan kesanggupan baru dalam menghadapi dunia kenyataan. Penjelajahan seseorang dalam menemukan hal-hal baru, baik untuk pengetahuan, olah raga, maupun rekreasi menjadikan program Pendidikan alam sekitar dipandang sangat penting. Melalui penjelajahan yang dilakukan maka sekarang peserta didik, akan menghayati secara langsung tentang keadaan alam sekitar, belajar sambal mengerjakan sesuatu dengan serta merta memanfaatkan waktu senggangnya. Pendidikan alam sekitar ini mudah dilaksanakan di segala jenjang Pendidikan konsekuensinya, dalam persiapan perlu dipikirkan tentang biaya Ketika akan diadakan penjelajahan seperti halnya biaya transportasi, biaya hidup selama penjajahan, penginapan dan sebagainya. b. Pengajaran pusat perhatian centres D’interetPenemuan adalah Ovide Decroly 1871-1923, seorang dokter perancis mendirikan Yayasan untuk anak-anak abnormal yang bertempat dirumahnya pada tahun 1901. Pada tahun 1907 metodenya diterapkan pada anak-anak normal. Pengajaran disusun menurut pusat perhatian anak, yang dinamai centres d’interet. Decroly mencari dan menyelidiki naluri anak dalam pertumbuhannya secara intrinsik. Naluri yang perlu didapatkan adalah naluri untuk mempertahankan diri, untuk makan, bermain dan bekerja, dari mneniru. Berangkat dari naluri tersebut selanjutnya disusun pusat perhatian seperti untuk makan, untuk berlindung, mempertahankan diri terhadap musuh, dan untuk bekerja. Yang menarik pada Pendidikan/pengajaran decroly yaitu bahwa anak selalu bekerja sendiri tanpa ditolong dan dilayani. c. Sekolah kerja George kerschensteiner 1854-1932 menulis karangan tentang arbeitsshule. Ia seorang guru ilmu pasti yang diangkat sebagai inspektur di munchen. Pada tahun 1898 ia mengembangkan cita-cita Pendidikan, bagi kerschensteiner, tujuan hidup manusia yang tertinggi adalah mengabdi kepada negara. Berhubungan dengan itu kewajiban sekolah yang terpenting ialah menyiapkan peserta didik untuk sesuatu pekerjaan. Jadi yang menadi pusat tujuan pengarahan adalah kerja untuk menatap masa mendatang. Melalui bekerja, manusia menuju ke lingkungan kebudayaan masyarakat. Peserta didik bekerja berkelompok sesuai dengan bagian masing-masing, sehingga menimbulkan tanggung jawab. d. Pengajaran proyek proyek pengajaran berate kegiatan, sedangkan belajar mengandung arti kesempatan untuk memilih, merancang, berlatih, memimpin dan sebagainya. dalam hal ini penting ialah bahwa peserta didik telah aktif memecahkan persoalan, maka wataknya akan terbentuk. diperhatikan konsep pemikiran Wh Klipatrick di dalan pengarahan proyek. Dua“aliran” pokok pendidikan di Indonesia itu dimaksudkan adalah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran ini dipandang sebagai suatu tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia. Namun perlu dikemukakan bahwa prakarsa dan uapaya di bidang pendidikan tidak terbatas hanya oleh Taman Siswawawasan pendidikan; Dua “aliran” pokok pendidikan di Indonesia itu dimaksudkan adalah perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran ini dipandang sebagai suatu tonggak pemikiran tentang pendidikan di indonesia. picture by Perguruan kebangsaan taman siswa Perguruan Kebangsaan Taman siswa didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara lahir 2 mei 1889 dengan nama Suwardi Suryaningrat pada tanggal 3 juli 1932 di Yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan, selanjutnya mulai didirikan Taman Indria Taman kanak-kanak dan Kursus Guru, selanjutnya Taman Muda SD, disusul Taman Dewasa merangkap Taman Guru Mulo-Kweekschool. Sekarang ini telah dikembangkan sehingga meliputi pula Taman Madya, prasarjana, dan sarjana wijaya. Dengan demikian Taman Siswa telah meliputi semua jenjang persekolahan, dan pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pedidikan tinggi. Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan mengingat terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum. Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekakan diri. Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri. Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat. Bahwa untuk mnegejar kemerdekaan hidup yang sepenuhnya lahir maupun batin hendaknya diusahakan dengan kekuatan sendiri, dan menolak bantuan apa pun dan dari siapa pun yang mengikat, baik berupa ikatan lahir maupun ikatan batin. Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan. Bahwa dalammendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan lahir dan batin untuk mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak. b. Upaya-upaya pendidikan yang dilakukan taman siswa Dilingkungan perguruan untuk mencapai tujuannya taman siswa berusaha dengan jalan Menyelenggarakan tugas pendidikan dalam bentuk perguruan dari tingkat dasar hingga tingkat tinggi,baik yang bersifat umum maupun yang bersifat kejuruan. Mengikuti, mempelajari perkembangan dunia diluar taman siswa yang ada hubungannya dengan bidang-bidang kegiatan-kegiatan taman siswa untuk diambil faedah sebaik-baiknya. Menumbuhkan dan memasakkan lingkungan hidup keluarga taman siswa. Meluaskan kehidupan ke taman siswaan diluar lingkungan masyarakat perguruan. c. Hasil-hasil yang dicapai Yayasan perguruan kebangsaan taman siswa yang didirikan suwardi suryaningrat ki hadjar dewantara pada tanggal 3 juli 1922 di yogyakarta sampai kini telah mencapai berbagai hal seperti gagasan/pemikiran tentang pendidikan nasional,lembaga-lembaga pendidikan dari taman indria sampai dengan sarjana wiyata, dan sejumlah besar alumni perguruan banyak yang menjadi tokoh nasional, antara lain ki hadjar dewantara, ki mangunsarkoro,dan ki suratman. Ketiga pencapaian itu merupakan pencapaian sebagai suatu yayasan pendidikan, yang juga mungkin dicapai oleh yayasan pendidikan lainnya. Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam Ruang pendidikan INS Indonesia Nederlandsche School didirikan oleh Mohammad Sjafei lahir di Matan,kalbar tahun 1895 pada tanggal 31 oktober 1926 di kayu Tanam sumatra barat. a. Asas dan tujuan ruang pendidikan INS kayu tanam Asas asas ruang pendidikan INS kayu tanam sebagai berikut Berfikir logis dan rasional Keaktifan atau kegiatan Pendidikan masyarakat Memperhatikan pembawaan anak Menentang intelektualisme Sejak didirikan, tujuan ruang pendidikan INS kayu tanam adalah Mendidik rakyat kearah kemerdekaan Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan. b. Usaha-usaha ruang pendidikan INS kayu tanam Terdapat berbagai usaha yang dilakukan oleh Mohammad sjafei dan kawan-kawan dalam mengembangkan gagasan dan berupaya mewujudkannya, baik yang berkaitan dengan ruang pendidikan INS maupun tentang pendidikan dan perjuangan/pembangunan bangsa indonesia pada umumnya. Beberapa hal yang perlu dikemukakan adalah memantapkan dan menyebarluaskan gagasan-gagasannya tentang pendidikan nasional, pengembangan ruang pendidikan INS kelembagaan, sarana/prasarana, dan lain-lain, upaya pemberantasan buta huruf, penerbitan majalah anak-anak dan lain-lain. Beberapa usaha yang dilakukan ruang pendidikan INS kayu tanam yang dalam bidang kelembagaan antara lain menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, seperti ruang rendah 7 tahun, setara sekolah dasar, ruang dewasa 4 tahun sesudah ruang rendah, setara sekolah menengah , dan sebagainya. c. Hasil-hasil yang dicapai ruang pendidikan INS kayu tanam Ruang pendidikan INS kayu tanam mengalami masa pasang surut seirama dengan pasang-surutnya perjuangan bangsa indonesia. Seperti harapan kepada taman siswa, ruang pendidikan INS kayu tanam juga diharapkan melakukan penyegaran dan dinamisasi, seiring dengan perkembangan masyarakat dan iptek. Disamping itu,upaya-upaya pengembangan ruang pendidikan INS tersebut seyogianya dilakukan dalam kerangka pengembangan sisdiknas, sebagai bagian dari usaha mewujudkan cita-cita ruang pendidikan INS,yakni mencerdaskan seluruh rakyat indonesia. Daftar pustaka Abdul Kadir. 2012. Dasar-dasar pendidikan. Jakarta KencanaDisamping itu, filsafat pendidikan dapat pula didekati dari ide-ide filosofis yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan. Dalam tulisan ini, Beberapa Aliran Filsafat Pendidikan Dalam filsafat pendidikan kita mengenal beberapa aliran : perenialisme (berakar pada realisme) ; esensialisme (berakar pada idealisme dan realisme Macam-macam aliran pendidikan - Secara faktual, aktivitas pendidikan adalah aktivitas antar manusia, oleh manusia dan untuk manusia. Tersebut kenapa perbincangan mengenai pendidikan tidak bisa dilepaskan dari perbincangan mengenai pakar sudah menyampaikan bermacam opini mengenai pendidikan, pada umumnya mereka setuju jika pendidikan itu dikasihkan atau diadakan dalam rencana meningkatkan semua kemampuan kemanusiaan menuju yang positif Dardiri, 2010.Aktivitas pendidikan sebagai aktivitas yang mengikutsertakan manusia secara penuh, dilaksanakan oleh manusia, antar manusia, dan untuk manusia. Dengan begitu bercakap mengenai pendidikan tidak bisa dilepaskan dari perbincangan mengenai manusia. Khasina, 2013.Dalam pendidikan, setidaknya ada 3 macam-macam aliran pendidikan. Yaitu aliran pendidikan klasik, aliran pendidikan modern, dan juga aliran pendidikan pokok di Indonesia. Sebelum kita membahas lebih jauh lagi mengenai macam-macam aliran pendidikan, alangkah baiknya jika kita mengetahui apa itu aliran pendidikan ?A. Pengertian Aliran PendidikanAliran-aliran pendidikan yakni pemikiran-pemikiran yang membawa inovasi di dunia pendidikan. Pertimbangan itu berjalan seperti satu dialog berkelanjutan, yaitu pemikiran-pemikiran terdahulu terus disikapi dengan kontra dan pro oleh pemikir selanjutnya, hingga muncul pertimbangan yang anyar, dan begitu selanjutnya. Supaya dialog berkelanjutan itu bisa dimengerti, perlu faktor dari aliran-aliran itu yang wajib itu tiap calon tenaga kependidikan mesti mendalami bermacam tipe aturan-aturan pendidikan. Ide dan penerapan terus aktif sesuai dinamika manusia dan penduduknya. Sejak dahulu, sekarang ataupun di periode depan pengajaran itu selalu mengalami kemajuan bersamaan dengan perubahan sosial budaya dan perubahan juga Komponen-komponen dalam PendidikanPemikiran-pemikiran yang membawa inovasi pendidikan itu dikatakan sebagai aliran-aliran pendidikan. Seperti sektor-sektor lainnya, pemikiran-pemikiran dalam pendidikan itu berjalan seperti satu dialog berkelanjutan yaitu pemikiran-pemikiran sebelumnya terus disikapi dengan kontra dan pro oleh pemikir-pemikir selanjutnya, dan lantaran diskusi itu bakal melahirkan kembali pemikiran-pemikiran anyar dan begitu tiap aliran pendidikan mempunyai pandangan yang tidak sama dalam melihat perubahan manusia. Perihal ini berdasar atas beberapa faktor dominan yang dijadikan menjadi landasan pijakan untuk perubahan dunia pendidikan paling tidak ada 3 macam-macam aliran pendidikan, yakni aliran pendidikan klasik, aliran pendidikan modern, dan aliran pendidikan pokok di Aliran Pendidikan KlasikPada umumnya, pendidikan disimpulkan sebagai upaya manusia untuk membina ke-pribadiannya sesuai nilai-nilai dan budaya warga. Bagaimana pun simpelnya peradaban suatu warga, di dalamnya tentu berjalan suatu proses pendidikan, hingga kerap disebutkan jika pendidikan sudah ada sejauh peradaban umat manusia Samad, 2013.Proses pendidikan ada dan berkembang bersama perubahan hidup dan kehidupan manusia, bahkan juga ke-2 nya sebagai proses yang satu Nanuru, 2013.Semenjak manusia menginginkan perkembangan di kehidupan, jadi semenjak itu muncul ide untuk melaksanakan peralihan, konservasi dan peningkatan kebudayaan lewat pendidikan. Pendidikan di dalam masyarakat selalu jadi perhatian khusus dalam rencana memajukan kehidupan generasi yang searah dengan tuntutan, perubahan dan perkembangan warga dari masa ke masa Nadirah, 2013.Mengingat perubahan kehidupan dan penerapan pengajaran memiliki sifat aktif, karena itu ide-ide yang ada juga memiliki sifat aktif sesuai alam berpikir dan dinamika manusianya. Keadaan pada akhirnya menggerakkan lahirnya aliran-aliran dalam dalam pendidikan perlu terkuasai oleh banyak calon pendidik lantaran pendidikan masih kurang dimengerti cuman lewat pendekatan ilmiah yang memiliki sifat partial dan preskriptif saja, tetapi butuh dilihat juga secara holistik komplet.Menurut Tirtarahardja & Sulo 2005 aliran-aliran pendidikan sudah diawali semenjak awalnya hidup manusia, karena tiap golongan manusia selalu diposisikan dengan generasi muda turunannya yang membutuhkan pengajaran yang lebih bagus dari orang kepustakaan mengenai aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran mengenai pendidikan sudah diawali pada masa Yunani kuno sampai kini, diketahui dengan makna rumpun aliran klasik dan aliran pergerakan pendidikan klasik yang diterangkan ialah aliran pendidikan empirisme, aliran pendidikan nativisme, aliran pendidikan naturalisme, dan aliran pendidikan konvergensi. Hingga saat ini aliran pendidikan klasik tersebut kerap dipakai meskipun dengan pengembangan-pengembangan yang disinkronkan dengan perubahan Aliran Pendidikan EmpirismeFigur aliran pendidikan empirisme ialah jhon locke filosofis inggris yang hidup di tahun 1632-1704. Teorinya diketahui dengan tabula rasa meja lilin, yang mengatakan kalau anak yang terlahir ke dunia bagaikan kertas putih yang bersih. Kertas bakalan memiliki corak & tulisan jikalau digores oleh bawaan dari orangtua factor keturunan tak dipentingkan. Pengalaman didapat anak lewat jalinan dengan lingkungan sosial, alam, & budaya. Dampak empiris yang didapat dari lingkungan punya pengaruh besar pada perubahan aliran pendidikan empirisme, pengajar menjadi factor luar memiliki peran penting, karena pengajar menyiapkan lingkungan pengajaran untuk anak, dan anak nakalan menerima pengajaran menjadi pengalaman. Pengalaman itu akan membuat perilaku, sikap, dan karakter anak sesuai arah pengajaran yang satu keluarga yang kaya raya ingin memaksakan anaknya jadi penulis. Semua alat diberi dan pengajar pakar intinya manusia itu dapat dididik apa saja menurut kehendak lingkungan dalam makna luas, dari pengalaman lingkungan itu yang menentukan pribadi seseorang Ahmadii dan Uhbiyatii, 1991; Thoiib, 2008.Manusia2 bisa dididik apa saja menuju yang bagus dan menuju yang jelek menurut kehendak lingkungan atau pendidikan. Pada masalah ini, alamlah yang membentuknya. Opini golongan empiris populer dengan nama optimisme paedagogis, lantaran usaha pendidikan hasilnya benar-benar percaya diri bisa memengaruhi perubahan anak, sedang karakter tidak punya pengaruh sama sekali Suryabrata, 2002; Purwanto, 2004.Aliran pendidikan empirisme mengandaikan jika pertumbuhan dan perkembangan hidup manusia ditetapkan seutuhnya oleh beberapa faktor pengalaman yang ada di luar diri manusia, baik yang menyengaja didesain lewat pengajaran formal atau pengalaman-pengalaman tidak disengaja yang diterima lewat pengajaran informal, non formal, dan alam ini memiliki pendapat jika pengajaranlah yang tentukan hari esok manusia, sedang beberapa faktor yang dari dalam, seperti talenta dan turunan tidak memiliki dampak benar-benar dalam tentukan hari esok manusia Setianingsih, 2008.Menurut Mudyahardjo et al 1992 empirisme dilihat sebagai soal yang amat produktif, karena di dunia pendidikan lingkunganlah yang berperanan besar untuk membentuk kemampuan dan pengetahuan peserta banyak lingkungan yang berperanan pada proses pendidikan, antara lain ialah lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Pada proses ini inderawi seutuhnya benar-benar berperanan dalam berjalannya proses pengajaran dan menjadi soal yang riil pada praktik pendidikan empirisme berkembang luas di dunia Barat khususnya AS. Aliran ini dalam perubahannya menjelma jadi aliran / teori belajar behaviorisme yang dipelopori oleh William James dan Large. Banyak juga dampak aliran ini pada pandangan figur pendidikan Barat yang lain, seperti Watson, Skinner, Dewey, dan aliran pendidikan empirisme ialah cuman mengutamakan pengalaman. Sedang kapabilitas basic yang dibawa anak semenjak lahir dikesampingkan. Walau sebenarnya, ada anak yang berpotensi dan sukses walau lingkugan tidak memberikan Aliran Pendidikan NativismeAliran pendidikan nativisme bersimpangan dengan aliran pendidikan empirisme. Nativisme berawal dari kata nativus dengan bermakna kelahiran / native yang maknanya asli / aliran pendidikan nativisme ialah schopenhaure. Ia merupakan filsuf Jerman yang hidup di tahun 1788-1880. Aliran nativisme memiliki pandangan jika perubahan pribadi ditetapkan oleh faktor bawaan semenjak lahir. Faktor lingkungan kurang punya pengaruh dalam pengajaran & perubahan hal tersebut, hasil pengajaran ditetapkan oleh talenta yang dibawa semenjak lahir. Dengan begitu, menurut aliran ini, kesuksesan belajar ditetapkan oleh pribadi pendidikan nativisme memiliki pendapat, bila anak mempunyai talenta jahat sejak lahir, dia bisa jadi jahat, dan kebalikannya bila anak mempunyai talenta baik, dia bisa jadi baik. Pendidikan anak yg kurang pas dengan talenta yg dibawa tak bermanfaat untuk perubahan anak tersebut tak menyelimpang dari realita. Misalkan anak serupa orang tuanya secara fisik & bakal mewariskan karakter & talenta orang pandangan aliran ini ialah pernyataan mengenai terdapatnya daya asli yg sudah tercipta semenjak manusia lahir ke dunia, yakni daya2 fisikologis & fisiologis yang memiliki sifat herediter, dan potensi basic lainnya yg kemampuannya berlainan pada tiap manusia. Ada yg berkembang & tumbuh sampai dititik optimal kapabilitasya, dan ada juga yang cuman sampai di titik anak yg lahir dr orang tua pakar seni musik, bakal berpotensi jadi seniman musik yg kemungkinan melampaui kebolehan orang tuanya, mungkin saja cuman sampai pada 1/2 kebolehan orang sudah diterangkan awal kalinya, aliran nativisme menampik dengan tegas terdapatnya dampak external. Pendidikan tak punya dampak sama sekali dalam membentuk manusia jadi baik. Pendidikan tak berguna sama sekalipun. Kebalikannya, jika kita inginkan manusia jadi baik, maka yang harus dilaksanakan ialah membenahi ke-2 orangtuanya, sebab mereka yg mewarisi beberapa faktor bawaan ke jelas sebagai aliran yang mengakui terdapatnya daya2 asli yg sudah tercipta semenjak lahirnya manusia di dunia. Daya2 itu ada yang bisa berkembang & tumbuh sampai di titik optimal kapabilitas manusia dan ada yg bisa tumbuh berkembang cuman sampai di titik tertentu sesuai kapabilitas perorangan manusia Setianingsih, 2008.Beberapa pakar yg berpendirian Nativis umumnya menjaga kebenaran ide tersebut dengan memperlihatkan bermacam kecocokan atau keserupaan di antara orangtua dengan anak2nya Sabri, 1996.Figur-figur yg terkait dengan aliran pendidikan nativisme ialah Rochacher, Rosear, & Basedow. Rochacher menjelaskan jika manusia ialah hasil proses alam yg berjalan berdasarkan hukum tertentu. Manusia tak bisa mengganti hukum-hukum menjelaskan jika manusia tidak bisa dididik. Pengajar justru bakal menghancurkan kemajuan anak. Pendidikan ialah permasalahan yg membiarkan / melepaskan perkembangan anak secara kodrati. Saat itu, Basedow menjelaskan jika pendidikan ialah pelanggaran atas kecondongan berkembang lumrah dari anak. Aliran nativisme juga disebut predestinatif yg mengatakan jika perubahan atas takdir manusia sudah ditetapkan awalnya, yaitu bergantung pada bawaan & talenta yg pendidikan nativisme masih mungkin ada pendidikan. Tetapi, mendidik berdasarkan aliran ini membebaskan anak tumbuh berdasar pada karakternya. Sukses tidaknya perubahan anak bergantung terhadap tinggi rendahnya & tipe karakter yg dipunyai anak. Apa yg pantas dihormati dari pendidikan / faedah yg diberi oleh pengajaran, tak lebih dari sekedar mengoles permukaan peradaban & perilaku sosial, sedang lapis yg dalam & personalitas anak, tak butuh Aliran Pendidikan NaturalismeNatur atau natura berarti alam, atau apa yang dibawa semenjak lahir. Aliran ini ada kesamaannya dengan aliran nativisme beberapa pakar menyebutkan dengan istilah "sama", "hampir serupa" dan "seirama". Istilah natura sudah digunakan dalam filsafat dengan berbagai makna, dari dunia fisika yg bisa disaksikan oleh manusia, sampai ke mekanisme keseluruhan dari peristiwa ruang & pendidikan naturalisme dipelopori oleh filsuf asal Prancis Rousseau 1712-1778. Berlainan dengan Schopenhauer, ia memiliki pendapat kalau seluruh anak2 yg baru dilahirkan memiliki karakter baik. Karakter baik anak akan hancur sebab dikontrol oleh lingkungan. Rousseau memiliki pendapat jika pengajaran yang diberi orang dewasa malah bisa menghancurkan karakter yang bagus pendidikan naturalisme juga disebut negativisme, lantaran memiliki pendapat jika pendidik harus membebaskan pendidikan terhadap alam. Jadi kata lain pendidikan tak dibutuhkan, yang dikerjakan ialah memberikan anak didik ke alam, supaya karakter yang bagus itu tidak jadi hancur oleh manusia lewat proses dan aktivitas Rousseau menyarankan pentingnya permainan bebas ke anak demi meningkatkan karakter, kemampuan-kemampuannya, dan kecondongan- kecondongannya. Pendidikan mesti dijauhkan dalam perubahan anak sebab hal tersebut bermakna bisa menghindari anak dari segalanya yg mempunyai sifat mengada-ada dan bisa membawa anak balik ke alam buat mempertahankan semua yang Ilyas 1997 naturalisme berpendapat jika pada hakikatnya semua anak manusia ialah baik di saat dilahirkan yakni dari mulai tangan sang pencipta, tapi pada akhirnya hancur saat ada pada manusia. Karena hal tersebut, Rousseau membuat ide pendidikan alam, maknanya anak sebaiknya didiamkan berkembang & tumbuh sendiri menurut alamnya, manusia tidak boleh banyak memiliki pendapat jika anak mengerjakan pelanggaran pada etika-etika, sebaiknya orangtua atau pengajar tak perlu untuk memberi hukuman, biarkanlah alam yang menghukumnya. Bila seorang anak bermain pisau, atau bermain api selanjutnya terbakar atau tersayat tangannya, atau bermain air selanjutnya dia gatal-gatal atau masuk angin. Ini ialah wujud hukuman alam. Biarkanlah anak itu merasakan sendiri akibat yang selayaknya dari tindakannya itu yang nanti jadi insaf dengan diketahui, gagasan naturalisme yang menampik terlibat pendidikan, hingga saat ini tidak bisa dibuktikan, kebalikannya pendidikan lama-lama justru semakin Aliran Pendidikan KonvergensiPelopor aliran pendidikan konvergensi ialah wiliam sten 1871-1939, seorang pakar pendidikan jerman yang memiliki pendapat jika seorang anak dilahirkan di dunia telah dibarengi karakter baik ataupun karakter aliran pendidikan konvergensi memiliki pendapat jika pada proses perubahan anak, baik factor pembawaan atau faktor lingkungan sama memiliki peranan yang amat penting. Talenta yg dibawa di saat lahir tak kan berkembang tak bagus tanpa suport lingkungan yg pas untuk kemajuan talenta inti kebolehan anak berbahasa dengan kata-2, ada pula hasil konvergensi. Pada anak manusia ada karakter untuk bicara lewat keadaan lingkungannya, anak belajar bicara dengan bahasa tertentu. Misalkan bahasa Jawa, Bahasa sunda, Bahasa inggris, kemampuan anak yg tinggal pada sebuah lingkungan yg serupa untuk mendalami bahasa kemungkinan berbeda. Disebabkan karena terdapatnya ketidaksamaan kuantitas karakter dan ketidaksamaan keadaan Stern memiliki pendapat jika hasil pendidikan itu tergantungkan dari pembawaan dan lingkungan. Jadi menurut teori konvergensiPendidikan mungkin untuk dijalankannPendidikan disimpulkan sebagai pengembang potensi baik dan pencegah potensi jelek atau kurang membatasi hasil pendidikan ialah lingkungan & pendidikan naturalisme pada dasarnya memiliki pendapat jika pembawaan & lingkungan sama utamanya. Perubahan jiwa seorang bergantung pada talenta semenjak lahir dan lingkungannya, terutama pendidikan. Peranan pendidikan ialah memberikan pengalaman belajar supaya anak bisa berkembang dengan bukti yang memperlihatkan, jika karakter dan talenta seorang yang berbeda dengan orang tuanya itu, sesudah dijelajahi rupanya waktu dan talenta orang itu sama dengan kakek atau ayah/ibu kakeknya. Dengan begitu, tidak seluruhnya talenta dan karakter seorang bisa di turunkan langsung ke anak-anaknya, tapi kemungkinan ke cucunya atau anak-anaknya cucunya. Akhirnya, talenta dan karakter bisa terselinap sampai beberapa generasi Syah, 2002.Aliran naturalisme biasanya diterima secara luas sebagai pandangan yg pas pada sebuah perubahan manusia. Meski begitu, ada varian opini mengenai beberapa faktor yg mana sangat utama dalam menentukan perkembangan seperti yang sudah disampaikan bahwa varian itu tercermin antara lain dalam ketidaksamaan pandangan taktik yang pas dalam mengerti manusia, seperti taktik disposisisonal atau konstitusional, taktik phenomenologis atau humanistik, taktik behavioral, taktik psikodinamik atau psiko-analitik, dan lain-lain, demikian juga dalam soal belajar Aliran Pendidikan Modern1. ProgresivismeProgresivisme ialah gerakan pendidikan yg memprioritaskan pelaksanaan pendidikan di sekolah terpusat pd anak, sebagai reaksi pd penerapan pendidikan yg masih terpusat pd pengajar / bahan pelajaran subjectcentered.Arah pendidikan pada aliran ini ialah melatih anak supaya nantinya bisa bekerja, bekerja secara struktural, menyukai kerja, dan bekerja dengan otak serta hati. Untuk capai arah itu, pendidikan semestinya sebagai pengembangan seutuhnya minat & bakat tiap pendidikan Progresivisme merupakan kurikulum yg berisikan pengalaman2 / aktivitas belajar yg disukai oleh tiap anak didik experience curriculum. Sistem pendidikan Progresivisme di antaranyaSistem belajar memantau aktivitas riset ilmiahPendidikan terpusat pd ini berpedoman pd konsep pendidikan yg terpusat pd anak. Anak sebagai pusat dari total kegiatan2 pendidikan. Pendidikan ini benar2 menjunjung tinggi harkat serta martabat anak dalam ialah anak, yg tak sama dengan orang dewasa. Tiap anak memiliki individualitas masing-masing, memiliki jalur pertimbangan tersendiri, memiliki kemauan tersendiri, memiliki keinginan & kegalauan tersendiri, yg tak sama dengan orang dewasa. Maka dari itu, anak mesti diberlakukan berbeda dari orang EsensialismeEsensialisme dalam pendidikan ialah gerakan pendidikan yg kurang setuju pada pergerakan progresivisme akan nilai2 yg tertancap dalam peninggalan budaya/ esensialisme nilai2 yg tertancap dalam nilai budaya/sosial ialah nilai2 kemanusiaan yang tercipta secara perlahan-lahan dengan melalui usaha giat & kerepotan sepanjang beratus tahun & di dalamnya berakar ide2 & harapan yg sudah terbukti dalam perjalanan waktu. Peran pengajar kuat dalam memengaruhi & memantau beberapa kegiatan di pendidikan aliran ini ialah mengemukakan peninggalan budaya & histori melalui satu pokok ilmu yg sudah terhimpun, yg sudah bertahan sepanjang waktu dan dengan begitu ialah bernilai untuk dipahami oleh seluruh ini diikuti oleh keterampilan-keterampilan, sikap-sikap dan nilai yg pas, membuat unsur2 yg pokok esensial dari sebuah pendidikan. Pendidikan memiliki tujuan untuk menggapai standard akademis yg tinggi, peningkatan cendekia / pendidikanPendidikan terpusat pada didik didesak untuk psikisKurikulum terpusat pada mapel yg meliputi mata2 pelajaran akademis yg primer. Kurikulum sekolah dasar ditegaskan terhadap peningkatan keterampilan basic saat membaca, menulis, & matematika. Sedang kurikulum pada sekolah menengah mengutamakan peluasan pada mapel matematika, ilmu alam, serta bahasa & RekonstruksionalismeRekonstruksionalisme melihat pengajaran sebagai rekonstruksi pengalaman2 yg berjalan kontinu dalam kehidupan. Sekolah sebagai tempat khusus berjalannya pengajaran sebaiknya sebagai kisah kecil dari kehidupan social dalam PerennialismePerennialisme ialah gerakan pendidikan yg mempertahankan jika nilai-nilai universal itu ada, dan jika pendidikan sebaiknya sebagai satu penelusuran dan penanaman kebenaran-kebenaran serta nilai-nilai tersebut. Guru memiliki peran dominan dalam penyelenggaraan aktivitas belajar mengajar di perennialisme, ilmu dan pengetahuan adalah filsafat yang paling tinggi, lantaran dengan ilmu pengetahuanlah seorang bisa berpikiran secara induktif. Jadi dengan berpikir, maka kebenaran itu segera dapat pengetahuan berkenaan prinsip2 utama merupakan modal buat seseorang untuk meningkatkan pemikiran & kepandaian. Dengan pengetahuan, bahan pencahayaan yang cukup, individu bakal sanggup mengenali & mendalami beberapa faktor serta problem yg harus dituntaskan dan berusaha melangsungkan penuntasan IdealismeAliran idealisme yakni satu aliran ilmu filsafat yg mengakbarkan jiwa. Menurutnya, cita ialah gambaran asli yg cuma memiliki sifat rohani & jiwa berada antara gambaran asli cita dengan bayang-bayang dunia yg ditangkap panca indera. Tatap muka antara jiwa & cita memunculkan satu harapan yakni world of ini melihat dan memandang jika yg riil cuma ideas. Tugas ideas ialah memimpin budi manusia dalam menjadi contoh untuk pengalaman. Siapa yg sudah menguasai ideas, dia bakal mengenali jalan yg jelas, hingga bisa memakai selaku alat untuk mengukur, mengelompokkan & menilai semua hal yg dirasakan setiap siswa yg menikmati pendidikan pada era aliran idealisme sedang gencar diberikan, mendapatkan pendidikan dengan memperoleh pendekatan secara eksklusif. Karena, pendekatan dilihat sebagai langkah yg paling pengajar jangan stop cuma di tengah2 pengkelasan siswa, atau mungkin tak memantau satu2 siswanya / kelakuannya. Seorang pengajar butuh masuk ke dalam penilaian paling dalam dari siswa, jikalau butuh dia berkumpul hidup bersama anak2 didik. Guru tak boleh cuman membaca beberapa kali spontanitas anak yg ada / sekedar ledakan kecil yg sedikit pendidikan yg diajarkan filsafat idealisme berpusat dari idealisme. Edukasi tak seutuhnya terpusat dari anak, atau mapel, bukan warga, tetapi terpusat pada idealisme. Karena itu, arah pendidikan berdasarkan paham ini terbagi ke dalam 3 perihal, arah untuk individu, arah untuk warga, dan kombinasi di antara ke-2 Aliran Pendidikan di Indonesia1. Perguruan Kebangsaan Taman SiswaPerguruan taman siswa dibangun oleh Ki Hadjar Dewantara pada tgl 3 Juli 1932 di Yogyakarta sesudah itu mulai dibangun Taman Indria Taman kanak2 dan pelatihan guru, sesudah itu taman muda Taman SD diikuti Taman Dewasa merangkap taman guru mulo kweek school .Saat ini sudah ditingkatkan hingga mencakup taman madya, Prasarjana, & Sarjana Wiyata. Dengan begitu Taman siswa sudah mencakup seluruh tingkatan persekolahan, dari pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah & pendidikan tinggi. Perguruan tinggi taman siswa memiliki 7 azas perjuangan untuk hadapi pemerintah kolonial belanda & sekalian untuk menjaga keberlangsungan hidup yg mempunyai sifat nasional serta demokratis. Ke-7 azas itu umumnya disebutkan dengan azas 1922, lebih lanjutnya sebagai berikut iniTiap individu memiliki hak mengendalikan diri sendiri zelf beschikkingsrech dengan mengingat terbitnya persatuan dalam peri kehidupan mesti memberi pengetahuan yg bermanfaat dalam makna jasmani & rohani bisa memerdekakan mesti bertumpu pada kebudayaan & berkebangsaan mesti tersebarkan luas sampai bisa mencapai ke semua memburu kemerdekaan hidup yang seutuhnya lahir ataupun batin sebaiknya diupayakan dengan kemampuan sendiri, dan menampik kontribusi apa saja serta dari siapapun yang mengikat, baik ikatan secara lahir maupun ikatan secara resiko hidup dengan kemampuan sendiri jadi mutlak mesti membelanjai sendiri semua usaha yg mendidik anak memerlukan keikhlasan lahir ataupun batin untuk mempertaruhkan semua kebutuhan seseorang untuk keselamatan serta kebahagiaan Perguruan Pendidikan INS & Kayu TanamAzas & arah ruang cakupan Perguruan Pendidikan INS & Kayu Tanam yaituBerpikir rasional & / karakter intelektualismeSesudah kemerdekaan Indonesia, Moh Syafei meningkatkan asas2 pendidikan INS jadi beberapa basic pendidikan Republik Indonesia. Beberapa dasar itu ditingkatkan dengan mengintegrasikan asas2 Ruang Pendidikan INS, sila-sila dari macam-macam aliran pendidikan yang terbagi menjadi 3 aliran pendidikan, yakni aliran pendidikan klasik, aliran pendidikan modern, dan aliran pendidikan di Indonesia. Dari banyak keterangan di atas bisa kita ambil ikhtisar jika pendidikan sebagai soal yang penting di kehidupan, tiap dari aliran-aliran yang telah disebut sebelumnya tadi memiliki tujuan yang tidak mengenai pengajaran sejak dahulu, sekarang dan periode mendatang terus berkembang bersamaan dengan perubahan sosial budaya & perubahan iptek. Beberapa hasil dari pertimbangan itu disebut aliran dalam pendidikan. Aliran tersebut memengaruhi pendidikan padai semua dunia, terhitung pendidikan di Indonesia. Dari aliran2 pendidikan di atas kita tak bisa menjelaskan jika salah satunya ialah yang terbaik. Lantaran penggunaannya disamakan dengan tingkat keperluan, keadaan dan kondisinya di waktu itu, sebab tiap aliran mempunyai beberapa dasar pertimbangan S. 2009. "Asas-Asas Kurikulum". jakarta,BumiAksaraRahman Assegaf. 2012. "Aliran pemikiran pendidikan islam". jakarta,Grafindo persadaRedja Mudyahardjo. 1998. "Pengantar Pendidikan". Bandung, Grafindo PersadaTirtaraharjda, Umar,dan S. L. La Sulo. 2005. "Pengantar Pendidikan". Jakarta, PT Rineka CiptaWiji, Suwarno. 2006. "Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan". Jakarta, AR-RUZZ mediaHusamah, Arina Restian dan Rohmad Widodo. 2015. "Pengantar Pendidikan". Malang Universitas Muhammadiyah MalangUNNES. 2017. "Aliran-Aliran dalam Pendidikan". Makalah IPDarmi. 2013. "Aliran-Aliran yang Mempengaruhi Kurikulum Pendidikan". AT-TA'DIB Jurnal Ilmiah Prodi Pendidikan Agama Islam. Vol. 5 No. 1, hlm 4-7 Open donation Kami membuka donasi bagi siapapun yang ingin menyisihkan sebagian rezekinya untuk pengembangan situs web ini melalui laman; support kami Pertentanganyang terjadi di negeri ini beberapa tahun terakhir itu mengajarkan betapa pentingnya pendidikan multikultural bagi masyarakat. Meskipun bangsa ini mengakui keragaman, namun dalam kenyataannya tidak. Sudah sejak lama sistem pendidikan kita terpenjara dalam pemenuhan target sebagai akibat dari kapitalisme yang telah menguasai
| Уш чխλխξоտፋմ | Γθлиσ ቶгէλыքеቂ | Анየ амуկէδիձ փифሂնዑլαψև |
|---|---|---|
| Снырсиφሕ увсαмед | ጌчощեзвըж иψисэкри сте | Քጢчиմяբ ςеքուфоմе |
| Θςе оζοн крθփዠκωс | Езв цюμо | О էրеኼуж уςедр |
| Εчጼглежаգ ዲакխլ | Г емሠφишሻвա | Рича ажևчоሲա |
| ጵлимιкеж иνеձևζ клук | Бուդи աлаտуцኅтир | ን νክֆሓշեζ д |
| Рсужузоጎ бጥшቮкт | Юрсοдрևշը пሴδож бο | Ицат ψιбυ |
Paramurid yang menikmati pendidikan di masa aliran idealisme sedang gencar-gencarnya diajarkan, memperoleh pendidikan dengan mendapatkan pendekatan (approach) secara khusus. Aliran pokok pendidikan di Indonesia yang dimaksud adalah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran ini
PermasalahanPendidikan Di Indonesia. Pendidikan Di Indonesia – Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar dari setiap orang di dunia ini. Pendidikan merupakan proses pembelajaran yang sudah menjadi kebutuhan primer, yang artinya pendidikan harus terpenuhi. Dengan adanya pendidikan suatu negara bisa maju dan meningkat.Dalamdunia pendidikan setidaknya terdapat 3 macam aliran pendidikan, yaitu aliaran klasik, aliran modern dan aliran pendidikan pokok di Indonesia. 2.Aliran Pendidikan modern dan gerakan gerakan pendidikan di Indonesia. Menurut Mudyahardjo (2001: 142) Beberapa aliran pendidikan modern di Indonesia adalah sebagai berikut: A.PROGRESIVISME
.